Pameran Karya Seni Lungscape

Bagikan Artikel

JAKARTA (29/4) –  Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS) yang diperingati setiap tanggal 24 Maret 2021, pada tahun ini mengangkat tema “Setiap Detik Berharga, Selamatkan Bangsa dari Tuberkulosis”, sejalan dengan tema global World TB Day, The Clock is Ticking.  Tema ini bermakna bahwa setiap detik waktu yang kita miliki sangat berharga dan harus dimanfaatkan untuk memperkuat komitmen dan upaya bersama dalam eliminasi TBC dengan dukungan penuh dari seluruh multisektor dan masyarakat. Salah satu acara yang ada dalam rangkaian peringatan HTBS ialah diadakannya Pameran Karya Seni Lungscape yang merupakan salah satuh upaya untuk meningkatkan TBC Awareness melalui pendekatan karya seni.

Lungscape merujuk pada karya seni lukis landscape yang fokus pada penggambaran pemandangan alam yang umum pada aliran seni rupa naturalism. Dalam pameran seni rupa ini, karya visual para perupa akan berfokus pada aspek visual paru-paru sesua interpretasi perupa terhadap pengalaman pasien/mantan pasien TBC.

Selama satu tahun terakhir para perupa telah melakukan proses bekesenian dan telah melalui proses audiensi antara pasien/mantan pasien TBC. Melalui pameran ini para perupa berusaha untuk memvisualisasikan perjuangan para pasien/mantan pasien TBC selama dalam masa menyelesaikan pengobatan TBC melalui media foto ronsen dari para kolaborator yaitu para pasien/mantan pasien TBC sendiri yang direspon menjadi karya seni rupa.

Pameran karya seni rupa Lungscape ini merupakan hasil kolaborasi antara para perupa dan para mantan pasien TBC yang tergabung dalam kelompok Pejuang Tangguh TBC RO, serta kerja sama yang baik antara kelompok Indonesia Muda untuk Tuberkulosis (IMUT) dengan SUbdirektorat Tuberkulosis.

Pameran ini mengajak para pengunjung untuk mengamati, memahami, dan menginterpresikan pengalaman para pasien TBC yang dituangkan ke dalam karya seni rupa untuk memberikan kesan; sedih, gembira, semangat, maupun haru.

Mendekati hari terakhir pameran karya seni ini, National TB Program Manager, dr. Imran Pambudi, berkesempatan untuk memberikan ucapan terima kasih kepada seluruh partisipan yang terlibat dalam terwujudnya pameran ini. Acara ini dihadiri oleh seniman yang berpartisipasi (Ammar Yasir, Ayni Tera,  Keziadwipayana dan Rembrandt), kolaborator penyintas TBC (Jumayati, Syarif, Ully, Noviardi, Khairullana) dan perwakilan dari Indonesia Muda untuk Tuberkulosis (Rio fajar dan Siva A). Dalam kesempatan ini, para penyintas menceritakan perjuangan mereka menghadapi stigma dan menghadapi efek samping yang harus dilewati selama menjalani pengobatan Tuberkulosis. Salah satu nya ialah yang dilalui oleh Ibu Jumayati yang harus mengalami gangguan pada pendengarannya saat menjalani pengobatan TBC-RO. Acara ini merupakan kolaborasi Subdit TBC dengan Indonesia Muda untuk Tuberkulosis (IMUT) yaitu sebuah organisasi anak muda yang berfokus untuk meningkatkan Awareness masyarakat tentang TBC. Dalam acara ini disampaikan juga oleh salah satu perwakilan IMUT, Siva Anggita, bahwa keterlibatan aktif anak muda merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk dapat mewujudkan target Indonesia untuk eliminasi TBC 2030.

Berlangganan newsletter TBCIndonesia

Dapatkan update seputar Tuberkulosis di Indonesia

Artikel Lainnya