Pertemuan Finalisasi Petunjuk Teknis Pendampingan Pasien TB Resistan Obat

Bagikan Artikel

Pada tahun 2019, Kementerian Kesehatan menerbitkan Rencana Akselerasi Tuberkulosis Resistan Obat (TB RO) dalam rangka meningkatkan capaian dan kualitas pengobatan TB RO tahun 2019-2020. Kegiatan akselerasi TB RO memiliki tiga (3) tujuan utama yang ingin dicapai pada tahun 2020, yaitu :
1. Memastikan 70% kasus TB RO terdiagnosis memulai pengobatan
2. Memastikan angka keberhasilan pengobatan TB RO menjadi 75%
3. Dan mengurangi gap antara estimasi dan penemuan kasus TB RO menjadi 40%

Dalam rangka mencapai tujuan akselerasi TB RO diatas, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan pelibatan tim komunitas yang ada di lapangan. Diharapkan dengan adanya tim komunitas dalam membantu program TB RO maka akan mencapai tujuan eliminasi TB 2030. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya tim komunitas memerlukan
petunjuk teknis sebagai dasar pelaksanaan kegiatan sehari-hari, mulai dari investigasi terduga, pendampingan pasien terdiagnosis dan memulai pengobatan hingga pasien selesai diobati. Adapun draft pendoman pendampingan TB RO berbasis komunitas yang ada memerlukan penyempurnaan pada point-point yang belum terakomodir, seperti investigasi kontak pasien TB RO, tupoksi manajer kasus dan mekanisme koordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat. Pada 26-27 Oktober 2020, selama dua hari, telah diadakan pertemuan di Hotel The Westin Jakarta untuk  penyempurnaan pedoman Petunjuk Teknis Pendampingan Pasien TB Resistan Obat berbasis komunitas.

Pada hari pertama, dibuka dengan Paparan Kebijakan Pendampingan Pasien TB RO oleh Kasie TB RO, dr. Endang Lukitosari, MPH. Lalu dilanjut dengan Overview Draft Juknis dan Pembahasan Juknis Bab 3 tentang Pendampingan Pasien TB RO oleh Komunitas yang dipandu oleh dr. Retno Kusuma Dewi, MPH, serta Pembahasan Bab 6 tentang Monitoring dan Evaluasi yang mencakup Indikator, Target dan Pencatatan Pelaporan yang dipandu oleh Sulistyo, SKM, M.Epid.

Pada hari kedua, peserta pertemuan melakukan pembahasan tentang Bab 4 dan 5 yang mencakup kegiatan lain untuk mendukung Program TB RO oleh komunitas, serta bagaimana langkah-langkah pelibatan komunitas yang dipandu oleh Windy Oktavina, SKM. M.Kes. Dan Bab 8 mengenai pembiaayaan kegiatan pendampingan TB RO yang dipandu oleh Yoana A.

Peserta yang mengikuti pertemuan ini terdiri dari peserta pusat dari Subdit TB P2PML, komunitas yang terdiri SR khusu LKNU, PR TB Aisyiyah, Yayasan KNCV Indonesia, WHO Indonesia, POP TB, dan Konsorsiun Penabulu – StopTB Indonesia.

Diharapkan pedoman Petunjuk Teknis Pendampingan Pasien TB Resistan Obat berbasis komunitas yang sudah disempurnakan dapat digunakan sebagai pedoman tim komunitas dalam memberikan pendampingan pada pasien sehingga dapat membantu peningkatan penemuan kasus TB RO, meningkatkan keberhasilan pengobatan TB RO, dan meningkatkan kesadaran pencegahan dan pengendalian infeksi TB.

Berlangganan newsletter TBCIndonesia

Dapatkan update seputar Tuberkulosis di Indonesia

Artikel Lainnya