TBC pada Anak: Ciri-ciri, Penyebaran, dan Pengobatan Efektif

tbc pada anak

Bagikan Artikel

#SobatTOSS, Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga anak-anak, termasuk balita dan bayi. Penyakit ini sering sulit dideteksi pada anak-anak karena gejalanya tidak selalu khas dan bisa menyerupai infeksi lainnya. TBC pada anak dapat menimbulkan komplikasi serius mengingat daya tahan tubuh anak yang belum sepenuhnya berkembang. Artikel ini akan membahas ciri-ciri TBC pada anak, cara penyebarannya, metode diagnosis, serta pengobatan yang tepat berdasarkan pedoman terbaru dari Petunjuk Teknis Tata Laksana TBC Anak dan Remaja 2023.

TBC pada Anak, Menular atau Tidak?

TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyebarannya terjadi melalui udara saat orang dengan TBC paru aktif batuk, bersin, atau berbicara. Anak-anak biasanya tertular dari orang dewasa dengan TBC aktif, terutama jika mereka tinggal di lingkungan yang padat dengan ventilasi yang buruk.

Namun, berbeda dengan orang dewasa, anak-anak yang terinfeksi TBC sering kali tidak menular. Ini disebabkan karena mereka tidak menghasilkan jumlah dahak yang cukup untuk menyebarkan bakteri. TBC pada anak lebih sering terjadi melalui kontak dengan orang dewasa yang terinfeksi, dan anak-anak di bawah usia 5 tahun jarang menjadi sumber penularan.

Cara Mendiagnosis TBC pada Anak

Menurut pedoman terbaru, diagnosis TBC pada anak lebih sulit dibandingkan orang dewasa. Ini karena gejalanya sering tidak spesifik. Namun, beberapa metode berikut sering digunakan dalam proses diagnosis:

  • Penilaian Riwayat Kontak: Anak yang telah terpapar dengan pasien TBC aktif memiliki risiko lebih tinggi. Pemeriksaan riwayat kontak adalah langkah awal yang sangat penting dalam diagnosis TBC pada anak.
  • Tes Tuberkulin (Mantoux Test): Tes ini dilakukan dengan menyuntikkan protein tuberkulin ke dalam kulit. Hasil positif berupa bengkak merah dalam 48-72 jam menunjukkan bahwa anak telah terinfeksi.
  • Tes Cepat Molekuler (TCM): Pemeriksaan ini membantu mendeteksi keberadaan bakteri TBC secara cepat. Tes ini direkomendasikan sebagai pemeriksaan lanjutan jika ada gejala klinis TBC.
  • Rontgen Dada: Pada anak-anak, perubahan pada rontgen dada bisa memberikan indikasi adanya TBC paru, terutama bila ada gejala seperti batuk berkepanjangan.
  • Tes Darah (IGRA): Tes ini mendeteksi respons kekebalan tubuh terhadap bakteri TBC dan sering digunakan jika hasil tes tuberkulin tidak jelas.

Ciri-ciri TBC pada Anak Balita

TBC pada balita sering kali tidak menunjukkan gejala yang khas, namun ada beberapa ciri yang patut diwaspadai:

  1. Batuk Berkepanjangan: Batuk lebih dari tiga minggu, meskipun tanpa dahak, dapat menjadi tanda infeksi TBC.
  2. Penurunan Berat Badan: Balita yang mengalami penurunan berat badan atau mengalami kesulitan bertambah berat tanpa alasan jelas harus segera diperiksa.
  3. Demam Subfebril: Demam ringan yang berlangsung lama (lebih dari dua minggu) dan tidak lebih dari 38°C bisa menjadi indikasi TBC.
  4. Lesu dan Lemas: Anak yang terlihat tidak seaktif biasanya atau mudah lelah mungkin menunjukkan gejala TBC.

Ciri-ciri TBC pada Anak Bayi

TBC pada bayi biasanya berkembang lebih cepat dan lebih sulit dikenali. Beberapa gejala yang harus diwaspadai meliputi:

  1. Batuk Ringan atau Berkepanjangan: Batuk yang tidak kunjung sembuh atau berlangsung lebih dari tiga minggu.
  2. Demam yang Tidak Kunjung Sembuh: Demam yang berlangsung lebih dari dua minggu tanpa penyebab jelas bisa menjadi tanda infeksi TBC.
  3. Kesulitan Menaikkan Berat Badan: Bayi yang tidak bisa mencapai pertambahan berat badan meskipun diberikan nutrisi yang cukup perlu mendapatkan perhatian medis segera.
  4. Lesu dan Kurang Aktif: Jika bayi terlihat lesu dan tidak seaktif biasanya, segera konsultasikan dengan dokter.

Pengobatan TBC pada Anak

Pengobatan TBC pada anak mengikuti pedoman yang telah disusun dalam Petunjuk Teknis Tata Laksana TBC Anak dan Remaja 2023, yang menekankan pentingnya pengobatan tepat waktu dengan regimen yang sesuai. Pengobatan standar meliputi:

  • Fase Intensif (2 bulan): Menggunakan kombinasi obat antituberkulosis seperti isoniazid (INH), rifampisin (R), pirazinamid (Z), dan etambutol (E).
  • Fase Lanjutan (4 bulan): Hanya menggunakan INH dan R.

Penting bagi orang tua untuk memastikan bahwa anak mereka minum obat sesuai dosis yang dianjurkan oleh dokter dan tidak menghentikan pengobatan sebelum waktunya. Jika pengobatan dihentikan terlalu cepat, ada risiko terjadinya TBC resistan obat (TB MDR/RR).

FAQ: TBC pada Anak

T: Apakah TBC pada anak bisa disembuhkan?
J: Ya, dengan pengobatan yang tepat dan kepatuhan menjalani terapi, TBC pada anak dapat disembuhkan sepenuhnya.

T: Berapa lama pengobatan TBC pada anak?
J: Pengobatan standar berlangsung selama 6 bulan, namun bisa lebih lama tergantung pada keparahan dan jenis infeksi, misalnya pada TBC resistan obat.

T: Bagaimana cara mencegah anak terkena TBC?
J: Salah satu cara terbaik untuk mencegah TBC adalah dengan pemberian vaksin BCG pada bayi, yang melindungi dari bentuk TBC berat seperti TBC milier dan meningitis TBC.

#SobatTOSS, menjaga kesehatan anak adalah tanggung jawab kita bersama. Segera konsultasikan dengan dokter jika kamu melihat tanda-tanda TBC pada anak agar bisa didiagnosis dan diobati dengan cepat. Mari bersama melindungi anak-anak dari bahaya TBC dan menciptakan masa depan yang lebih sehat!

Referensi

  1. Petunjuk Teknis TBC pada Anak – TBC Indonesia
  2. WHO Consolidated Guidelines on Tuberculosis – World Health Organization
  3. WHO Operational Handbook on Tuberculosis – World Health Organization

Berlangganan newsletter TBCIndonesia

Dapatkan update seputar Tuberkulosis di Indonesia

Artikel Lainnya