Urgent Need to Accelerate Progress Towards Ending TB 2030 : UN High Level Meeting

Bagikan Artikel

Urgent Need to Accelerate Progress Towards Ending TB 2030: UN High Level Meeting

 

    Pada Selasa (26/10), Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menjadi ketua bersama (Co-Chair) dalam kegiatan pertemuan tingkat tinggi untuk respon tuberkulosis di wilayah Asia Tenggara atau High-Level Meeting for Renewed TB Response in The WHO South-East Asia Region. Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India, Kementerian Kesehatan dan Populasi Nepal, dan WHO Kantor Regional Asia Tenggara turut membersamai Indonesia sebagai ketua dalam kegiatan ini.
“Untuk mengakhiri TBC, seluruh lintas sektor dan lebih dari itu harus dimanfaatkan, untuk meningkatkan akses dan mengurangi ketidaksetaraan. Diperlukan pendekatan yang mempertimbangkan perlindungan sosial dan pencegahan yang efektif. Nutrisi, tempat tinggal dan sanitasi, udara segar dan penghentian tembakau, inovasi e-health dan m-health juga sangat menjanjikan” Dr Poonam Khetrapal Singh, Direktur Regional WHO Asia Tenggara.
    Dalam kegiatan dengan tajuk “Urgent Need to Accelerate Progress Towards Ending TB 2030 in WHO SEARO: Need for a renewed response” ini meninjau kemajuan sejak Deklarasi Delhi dan komitmen lainnya, memeriksa dan memperdebatkan elemen-elemen baru dan aspek-aspek pengembangan dari upaya penanggulangan TBC, menghasilkan konsensus tentang prioritas utama termasuk mengarusutamakan perlindungan sosial di dunia pasca-COVID19 untuk mengembalikan upaya akhiri TBC ke jalur semula seperti sebelum pandemi.
Turut menghadiri kegiatan ini Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus; Direktur WHO Wilayah Asia Tenggara (WHO SEARO), Dr Poonam Khetrapal Singh; Direktur Program TBC WHO, Dr. Tereza Kasaeva; perwakilan WHO SEARO, Dr Mukta Sharma dan Dr Suman Rijal;; Menteri Kesehatan dan jajarannya dari India, Indonesia, Nepal, Bangladesh, Bhutan, Timor-Leste, Sri Lanka, Thailand, Maldives; Dr Mario Raviglione (STAG-TB), Asia Pasific TB Caucus, Hon. Warren Entsch, MP; perwakilan lintas sektor yakni, Global Fund, Stop TB Partnership, Departemen Kesehatan dan Pelayanan Masyarakat Amerika Serikat, World Bank, JICA, ADB; dan perwakilan masyarakat/komunitas oleh Paran Sarimita Winarni, Anggota WHO Civil Society Task Force.
    Kegiatan ini berfokus dalam dua acara utama yaitu pembahasan kebijakan dan kepemimpinan. Dalam sesi kebijakan, para perwakilan menteri mencatat kemajuan dan tantangan (termasuk COVID-19) sejak Deklarasi Delhi dan target UNHLM yang berfokus pada perlindungan sosial dan pengembangan terkait aspek TBC. Sedangkan dalam sesi kepemimpinan berfokus pada pernyataan upaya baru untuk mengakhiri TBC, komitmen mitra dan pengesahan Rencana Strategis Regional.
“Saat ini kita perlu untuk mengaktifkan mekanisme pooling resources di tingkat global dan memperkuat sistem kesehatan kita. Indonesia saat ini telah siap untuk menjalankan peran kami dan memanggil negara-negara lain untuk bekerjasama mengakhiri TBC. Kami percaya bahwa Indonesia dan dunia akan mencapai target akhiri TBC.” ucap Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan RI dalam pemaparannya.
Gambar Screenshot UN High Level Meeting via Zoom
“Dalam menanggulangi TBC diperlukan komitmen tidak hanya dari level atas namun juga meningkatkan peran dan investasi di tingkat daerah. Kita lakukan transformasi sistem kesehatan dengan berfokus pada pencegahan dan penanggulangan TBC,” ungkap Maxi Rein Rondonuwu dalam paparannya. Selain itu, dr. Siti Nadia Tarmizi, M. Epid juga berperan sebagai moderator dalam diskusi dengan tajuk Within health systems: TB as driver of UHC agenda’.
    Kegiatan ini ditutup dengan penandatanganan komitmen para menteri di wilayah Asia Tenggara untuk memperbarui dan memperkuat upaya penanggulangan TBC menuju akhiri TBC tahun 2030. Dalam kegiatan ini didapatkan rencana tindak lanjut tiap-tiap negara untuk mengakhiri TBC pada 2030, antara lain yakni memastikan investasi yang lebih besar, upaya multisektor, pengobatan untuk seluruh kasus aktif, meningkatkan pelayanan TBC dasar, investigasi kontak pada populasi berisiko tinggi, perlindungan sosial dan dukungan nutrisi serta pemberian terapi pencegahan TBC.

pct_tanda_tanganGambar Screenshot Tanda Tangan UN High Level Meeting via Zoom

Berlangganan newsletter TBCIndonesia

Dapatkan update seputar Tuberkulosis di Indonesia

Artikel Lainnya