TB Summit 2021, Wakil Menteri Kesehatan RI: “Dibutuhkan Komitmen Kuat Dalam Eliminasi Tuberkulosis”

Bagikan Artikel

TB Summit 2021, Wakil Menteri Kesehatan RI : Dibutuhkan Komitmen Kuat Dalam Eliminasi Tuberkulosis

Dalam rangka meningkatkan komitmen lintas sektor upaya pencapaian Eliminasi Tuberkulosis seperti yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden nomor 67 tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis, telah dilaksanakan kegiatan TB Summit pada tanggal 20-23 Oktober 2021 secara hybrid (luring dan daring) di The Stones Hotel, Legian Bali serta menggunakan aplikasi zoom meeting.  Dimana acara ini merupakan agenda tahunan yang diadakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kegiatan ini turut mengundang perwakilan lembaga dari tingkat nasional dan multinasional. Pelaksanaan kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat komitmen semua pihak untuk berperan dalam upaya pencegahan dan pengendalian TBC serta mendorong semua mitra TBC dan kelompok masyarakat untuk senantiasa melakukan upaya baru yang inovatif dalam pencegahan dan pengendalian TBC.
    Rangkaian kegiatan TB Summit 2021 dibuka secara resmi oleh dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD, Ph.D selaku Wakil Menteri Kesehatan dan dihadiri oleh beberapa pejabat tinggi negara seperti Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, para pejabat tinggi dari Kemenko Perekonomian, Kemenko Polhukam, Kemendagri, BAPPENAS, KemenkumHAM, Kemendibud dan Ristek, Kemenkeu, Kemensos, Kemenaker, KemenPUPR, Kemenkominfo, KemendesPDTT, KemenBUMN, Sekretariat Kabinet, BRIN, perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, organisasi profesi, dunia usaha dan para mitra TBC.
    “Penanggulangan TBC di Indonesia hanya dapat berhasil jika dikerjakan bersama oleh jajaran lintas sektor, pemerintah pusat dan daerah, serta dukungan masyarakat. Kurang optimalnya penanganan TBC selama masa pandemi dikhawatirkan dapat berdampak pada keberhasilan pencapaian target Eliminasi TBC. Untuk itu, dibutuhkan komitmen kuat untuk mengatasi rendahnya penemuan dan keberhasilan pengobatan kasus TBC. Saya berharap jajaran lintas sektor dan masyarakat dapat selalu berkomunikasi, berkoordinasi dan berkolaborasi dengan baik.” ungkap Bapak Wakil Menteri Kesehatan pada pidato pembukaannya.
    Bapak Arifin Panigoro selaku bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden menyampaikan bahwa setelah kegiatan ini harapannya setiap kementerian dan lembaga terkait akan terus bersinergi dalam upaya penanggulangan TBC serta melaporkan secara berkala kepada Presiden. Kita juga mengharap agar para gubernur, bupati/walikota di setiap daerah dapat memberikan perhatian pada upaya pemulihan kembali program penanggulangan TBC, agar dapat segera kembali ke jalur semula seperti sebelum pandemi dengan merancang dan mengkoordinasikan seluruh SKPD di daerah masing-masing.
    Dalam acara TB Summit 2021 ini disampaikan komitmen bersama lintas sektor, paparan pengalaman praktik baik kegiatan Eliminasi TBC oleh Dinas Kesehatan Kota Padang, MPKU Muhammadiyah, Zero TB Yogyakarta, Dinas Kesehatan Kota Tangerang, dan RSUP Persahabatan, serta diskusi rencana tindak lanjut lintas sektor dan 34 provinsi dalam strategi penanggulangan TBC di Indonesia mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 67 tahun 2021.
    Selain itu, pada hari yang sama, Bapak Wamenkes memberikan apresiasi kepada 3 kader kesehatan dengan inovasi dalam kegiatan investigasi kontak dan 3 Dinas Kesehatan Kab/Kota berdasarkan penilaian capaian Program TBC tahun 2020-2021. Apresiasi tersebut diberikan kepada Dinas Kesehatan Kota Tegal, Dinas Kesehatan Kota Bandung dan Dinas Kesehatan Kabupaten Serang. Sedangkan untuk kader kesehatan diberikan kepada Fitri Novi Dewi dari Puskesmas Tanah Tinggi, Kota Tangerang, Banten; Insiyah Desiani dari Puskesmas Kec Sananwetan, Kota Blitar, Jawa Timur, dan Voni Sintisanaunu Baitanu dari Puskesmas Batang Gansal, Kab. Indragirihulu, Riau.
    Turut pula melengkapi sesi gelar wicara pada hari kedua dengan tema “Pentingnya Pelibatan Kaum Muda untuk Eliminasi TBC” dengan narasumber dr. Reisa Broto Asmoro sebagai Duta Stop TBC Indonesia dan dr. Vito Anggarino Damay Sp.JP., M. Kes., FIHA., FICA, FAsCC sebagai dokter yang juga penyintas TBC. Gelar wicara ini dipandu oleh dr. Nadia Alaydrus yang merupakan seorang dokter perwakilan kaum muda dan tergabung dalam anggota Ikatan Dokter Tiktok Indonesia (Tikdok).

Dalam sesi akhir diskusi dalam acara TB Summit 2021 ini terdapat beberapa hal yang akan ditindaklanjuti oleh lintas sektor, yakni:
    a. Dalam hal peningkatan peran komunitas, pemangku kepentingan, dan multi sektor lainnya mencermati:
  • Perlunya membuka diri untuk kerja sama dalam berbagai upaya dengan berbagai pihak dan pemangku kepentingan;
  • Pembentukan wadah kemitraan percepatan penanggulangan TBC yang beranggotakan berbagai organisasi/lembaga para pemangku kepentingan dan kelompok/komunitas masyarakat sebagai jembatan dengan tim percepatan penanggulangan TBC.
    b. Dalam upaya pemberian layanan perlu membangun Public Private Community Partnership (PPCP), kerja sama antara layanan kesehatan publik yang disediakan pemerintah, layanan kesehatan swasta dan didukung oleh komunitas.
    c. Dalam hal riset dan inovasi diperlukan penciptaan infrastruktur dan iklim yang menguntungkan bagi riset dan inovasi untuk mendukung upaya penanggulangan tuberkulosis diantaranya:
  • Alat diagnostik yang murah, cepat dan akurat;
  • Regimen obat yang lebih efektif, lebih terjangkau, efek samping yang rendah serta memungkinkan durasi pengobatan yang lebih pendek;
  • Vaksin untuk mencegah infeksi (preventif) atau mencegah perkembangan penyakit (terapeutik).
    d. Peningkatan anggaran untuk penanggulangan TBC yang berkorelasi dengan performa.

Sedangkan Rencana Tindak Lanjut yang dihasilkan antara lain sebagai berikut:
  1. Mendorong penerbitan Peraturan Gubernur dan Peraturan Kabupaten/Peraturan Walikota tentang Penanggulangan TBC.
  2. Pembentukan tim percepatan eliminasi TBC di Provinsi dan Kabupaten/Kota.
  3. Memasukkan TBC kedalam indikator RPJMD.
  4. Advokasi anggaran disetiap tingkatan serta penggalangan sumberdaya lokal (CSR, filantropi) untuk antisipasi terhentinya dana bantuan hibah luar negeri.
  5. Advokasi pemenuhan tenaga sesuai dengan kebutuhan.
  6. Optimalisasi peran organisasi profesi dan organisasi kemasyarakatan untuk mengatasi kesenjangan tenaga kesehatan.
  7. Pelaksanaan skrining dan penyisiran kasus untuk meningkatkan penemuan dan pelaporan kasus TBC.
  8. Advokasin kepada DPR dan DPRD untuk dukungan politik terhadap pengendalian TBC.
  9. Evaluasi pencapaian SPM TBC oleh daerah (pemberian apresiai dan sanksi).
  10. Dukungan pendanaan terhadap CSO dan organisasi pasien TBC.
  11. Penggunaan digital tool untuk meningkatkan temuan, laporan dan kepatuhan pengobatan  pasien TBC.
  12. Penyediaan dan pendistribusian Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE), pelibatan toga  dan toma untuk meningkatkan pengetahuan serta mengurangi stigma TBC.
  13. Penguatan jejaring antar fasilitas layanan kesehatan serta organisasi profesi untuk meningkatkan temuan dan layanan kasus TBC.
  14. Meningkatkan upaya pencegahan TBC dengan :
  • Peningkatan cakupan imunisasi BCG;
  • Peningkatan cakupan terapi pencegahan TBC;
  • Membudayakan penggunaan masker bagi maasyarakat yang batuk;
  • Membudayakan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di masyarakat;
    15. Mendorong adanya penelitian terkait vaksin TBC yang lebih efektif, obat dengan jangka waktu lebih pendek, dan
    16. Penguatan pengelolaan logistik TBC disetiap tingkatan.

Berlangganan newsletter TBCIndonesia

Dapatkan update seputar Tuberkulosis di Indonesia

Artikel Lainnya